Pagi itu, seperti biasanya, aku mampir ke kelasku, walaupun sebenarnya nggak ada jam ngajar saat itu. Niatnya sih hanya ingin mengambil jurnal kelas dan menyerahkannya ke staf TU untuk direkap. Memang suasana hatiku saat itu sedang tak baik, bad mood dan agak sedikit sensi, jadi jika ada sedikit saja sesuatu yang tidak kusukai atau tidak pas di hati, bisa langsung buat aku kesal dan marah. Dan ternyata pemandangan yang ku lihat di kelasku saat itu, benar-benar membuat aku kesal. Kelas kotor (walaupun sebenarnya sih, ngga kotor-kotor banget, tapi tetep aja aku ngga suka kalau berantakan & kotor), sampah bertebaran di mana-mana, bahkan ada bekas kotak minuman dan bungkus permen karet di meja guru. Spontan saja aku langsung meluapkan rasa ketidaksukaanku itu.
Aku (dengan nada kesal): "ya Allah, kelasnya kok bersih banget ya, sampah betebaran dimana-mana, masih kurang bersih ini"
Murid-muridkuku (ga tau siapa aja yang ngomong, anggap aja namanya si A dan si B):
A: "bukan saya itu ustazah",
B: "saya tadi udah nyapu ustazah pagi-pagi pas baru datang".
Aku: "ini juga ada di atas meja guru, coba lihat, bagus ngga kayak gini? bekas minum siapa ini?"
J: " itu bukan sampah kita ustazah, itu punyanya ustazah ****, tadi ustazahnya minum pas ngajar, nggak dibuang sampahnyaustazah ".
Aku: (Deg, kaget, terdiam, ini gurunya..., bukan muridnya...., gmn aku mau negur anak-anak)
J&A: "gimana itu ustazah, ustazahnya aja gitu..."
Aku: (masih memikirkan penjelasan yang tepat tuk anak-anak, tapi bingung juga): "ya udah, ustazah minta tolong deh, tolong buangkan ini ke tempat sampah ya, kan beramal sholeh"
Sungguh bagiku, kejadian kecil di atas begitu banyak memberikan pelajaran sekaligus teguran buatku dan juga buat kita, para guru. Satu hal, keteladanan guru. Murid adalah cerminan gurunya, pendapat ini benar-benar terbukti. Disadari atau tidak, ada keterikatan hubungan emosional antara guru dan murid. Itulah sebabnya, murid akan cenderung berperilaku mirip dan tidak jauh berbeda seperti gurunya.
Jika kita terbiasa menunda-nunda pekerjaan maka murid kita bisa menjadi pribadi yang malas mengerjakan PR.
Jika kita terbiasa berbicara sendiri saat berada di forum/rapat maka saat kita menjelaskan pelajaran/berbicara di kelas, kita tidak akan didengarkan oleh murid kita.
Jika kita tidak teliti dalam mengerjakan sesuatu maka bisa jadi murid kita tidak teliti dalam menjawab soal.
Jika kita tidak pernah/jarang membaca buku, maka murid kita akan mals membaca buku.
Seperti itulah kira-kira cerminan diri seorang guru yang terlihat pada muridnya. Aku sendiri pun merasakan itu,.
Bagaimana mungkin seorang guru bisa menasehati muridnya jika ia tidak bisa memberikan keteladanan. Terkadang guru menuntut banyak hal dari siswanya, namun sayangnya kita sebagai guru terkadang lupa mereka, murid-murid kita, tidak meniru apa yang kita ucapkan tapi merekam dan mencontoh apa yang kita perbuat.. Kita tidak bisa meminta orang lain melakukan sesuatu yang kita sendiri pun tak pernah melakukannya.
Be a true teacher!
Aku (dengan nada kesal): "ya Allah, kelasnya kok bersih banget ya, sampah betebaran dimana-mana, masih kurang bersih ini"
Murid-muridkuku (ga tau siapa aja yang ngomong, anggap aja namanya si A dan si B):
A: "bukan saya itu ustazah",
B: "saya tadi udah nyapu ustazah pagi-pagi pas baru datang".
Aku: "ini juga ada di atas meja guru, coba lihat, bagus ngga kayak gini? bekas minum siapa ini?"
J: " itu bukan sampah kita ustazah, itu punyanya ustazah ****, tadi ustazahnya minum pas ngajar, nggak dibuang sampahnyaustazah ".
Aku: (Deg, kaget, terdiam, ini gurunya..., bukan muridnya...., gmn aku mau negur anak-anak)
J&A: "gimana itu ustazah, ustazahnya aja gitu..."
Aku: (masih memikirkan penjelasan yang tepat tuk anak-anak, tapi bingung juga): "ya udah, ustazah minta tolong deh, tolong buangkan ini ke tempat sampah ya, kan beramal sholeh"
Sungguh bagiku, kejadian kecil di atas begitu banyak memberikan pelajaran sekaligus teguran buatku dan juga buat kita, para guru. Satu hal, keteladanan guru. Murid adalah cerminan gurunya, pendapat ini benar-benar terbukti. Disadari atau tidak, ada keterikatan hubungan emosional antara guru dan murid. Itulah sebabnya, murid akan cenderung berperilaku mirip dan tidak jauh berbeda seperti gurunya.
Jika kita terbiasa menunda-nunda pekerjaan maka murid kita bisa menjadi pribadi yang malas mengerjakan PR.
Jika kita terbiasa berbicara sendiri saat berada di forum/rapat maka saat kita menjelaskan pelajaran/berbicara di kelas, kita tidak akan didengarkan oleh murid kita.
Jika kita tidak teliti dalam mengerjakan sesuatu maka bisa jadi murid kita tidak teliti dalam menjawab soal.
Jika kita tidak pernah/jarang membaca buku, maka murid kita akan mals membaca buku.
Seperti itulah kira-kira cerminan diri seorang guru yang terlihat pada muridnya. Aku sendiri pun merasakan itu,.
Bagaimana mungkin seorang guru bisa menasehati muridnya jika ia tidak bisa memberikan keteladanan. Terkadang guru menuntut banyak hal dari siswanya, namun sayangnya kita sebagai guru terkadang lupa mereka, murid-murid kita, tidak meniru apa yang kita ucapkan tapi merekam dan mencontoh apa yang kita perbuat.. Kita tidak bisa meminta orang lain melakukan sesuatu yang kita sendiri pun tak pernah melakukannya.
Be a true teacher!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan jadi silent reader ya, kasih coment, saran or masukan untuk blog ini. Thanks, Arigato, sudah mampir di blog ini...