Blogger Widgets Blogspot Tutorial
Blogger Templates
Create your own banner at mybannermaker.com!

Visitors

Batu dan Bisikan


Suatu ketika, tersebutlah seorang pengusaha muda dan
kaya. Ia baru saja membeli mobil mewah, sebuah Jaguar
yang mengkilap. Kini, sang pengusaha, sedang menikmati
perjalanannya dengan mobil baru itu.
Dengan kecepatan penuh, dipacunya kendaraan itu
mengelilingi jalanan
tetangga sekitar.
Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang
bermain sambil melempar sesuatu. Namun, karena
berjalan terlalu kencang, tak terlalu diperhatikannya
anak-anak itu. Tiba-tiba, dia melihat sesuatu yang
melintas dari arah mobil-mobil yang di parkir di
jalan. Tapi, bukan anak-anak itu yang tampak melintas.
Aah..., ternyata, ada sebuah batu yang menimpa Jaguar
itu. Sisi pintu mobil itupun koyak, tergores batu
yang dilontarkan seseorang.
Cittt.... ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan
geram, di mundurkannya mobil itu menuju tempat arah
batu itu dilemparkan.

Jaguar yang tergores, bukanlah perkara sepele.
Apalagi, kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain,
begitu pikir sang pengusaha dalam hati. Amarahnya
memuncak. Dia pun keluar mobil dengan tergesa-gesa.
Di tariknya seorang anak yang paling dekat, dan
dipojokkannya anak itu pada sebuah mobil yang
diparkir.
"Apa yang telah kau lakukan!!! Lihat perbuatanmu pada
mobil kesayanganku!!" Lihat goresan itu", teriaknya
sambil menunjuk goresan di sisi pintu. "Kamu tentu
paham, mobil baru semacam itu akan butuh banyak ongkos
di bengkel kalau sampai tergores." Ujarnya lagi dengan
geram, tampak ingin memukul anak itu.
Sang anak tampak ketakutan, dan berusaha meminta maaf.
"Maaf Pak, Maaf. Saya benar-benar minta maaf. Sebab,
saya tidak tahu lagi harus melakukan apa." Air mukanya
tampak ngeri, dan tangannya bermohon ampun. "Maaf Pak,
aku melemparkan batu itu, karena tak ada seorang pun
yang mau berhenti...."
Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan
leher, anak tadi menunjuk ke suatu arah, di dekat
mobil-mobil parkir tadi. "Itu disana ada kakakku. Dia
tergelincir, dan terjatuh dari kursi roda. Aku tak
kuat mengangkatnya, dia terlalu berat. Badannya tak
mampu kupapah, dan sekarang dia sedang kesakitan.."
Kini, ia mulai terisak. Dipandanginya pengusaha tadi.
Matanya berharap pada wajah yang mulai tercenung itu.
"Maukah Bapak membantuku mengangkatnya ke kursi roda?
Tolonglah, kakakku terluka, tapi dia terlalu berat
untukku."
Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda itu
terdiam. Kerongkongannya tercekat. Ia hanya mampu
menelan ludah. Segera, diangkatnya anak yang cacat itu
menuju kursi rodanya. Kemudian,
diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk mengusap
luka di lutut anak itu. Memar dan tergores, sama
seperti sisi pintu Jaguar kesayangannya.
Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima
kasih, dan mengatakan bahwa mereka akan baik-baik
saja. "Terima kasih, dan semoga Tuhan akan membalas
perbuatanmu." Keduanya berjalan beriringan,
meninggalkan pengusaha yang masih nanar menatap
kepergian mereka. Matanya terus mengikuti langkah sang
anak yang mendorong kursi roda itu, melintasi sisi
jalan menuju rumah mereka.
Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan
menuju Jaguar miliknya.
Disusurinya jalan itu dengan lambat, sambil
merenungkan kejadian yang baru saja dilewatinya.
Kerusakan yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal
sepele. Namun, ia memilih untuk tak menghapus goresan
itu. Ia memilih untuk
membiarkan goresan  itu, agar tetap mengingatkannya
pada hikmah ini. Ia menginginkan agar pesan itu tetap
nyata terlihat
"Janganlah melaju dalam hidupmu terlalu cepat, karena,
seseorang akan  melemparkan batu untuk menarik
perhatianmu."
***
Teman, sama halnya dengan kendaraan, hidup kita akan
selalu berputar,
dan dipacu untuk tetap berjalan. Di setiap sisinya,
hidup itu juga
akan melintasi berbagai macam hal dan kenyataan.
Namun, adakah kita
memacu hidup kita dengan cepat, sehingga tak pernah
ada masa buat
kita untuk menyelaraskannya untuk melihat sekitar?
Tuhan, akan selalu berbisik dalam jiwa, dan berkata
lewat kalbu kita.
Kadang, kita memang tak punya waktu untuk mendengar,
menyimak, dan
menyadari setiap ujaran-Nya. Kita kadang memang
terlalu sibuk dengan
bermacam urusan, memacu hidup dengan penuh nafsu,
hingga terlupa pada
banyak hal yang melintas.
Teman, kadang memang, ada yang akan "melemparkan batu"
buat kita agar
kita mau dan bisa berhenti sejenak. Semuanya terserah
pada kita.
Mendengar bisikan-bisikan dan kata-kata-Nya, atau
menunggu ada yang
melemparkan batu-batu itu buat kita.
Sumber: Unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan jadi silent reader ya, kasih coment, saran or masukan untuk blog ini. Thanks, Arigato, sudah mampir di blog ini...