“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya.” (Q.S.Al Israa: 36)
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk kelompok mereka.” (H.R.Ahmad dan Abu Dawud dari Ibnu Umar)
“Kalian akan benar-benar mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sedepa demi sedepa. Hingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun, niscaya kalian akan turut memasukinya.” (H.R.Muttafaq Alaih dari Abu Said AlKhudri).
1 Januari, hari yang selalu dinanti-nanti oleh jutaan umat manusia di dunia ini. Berbagai persiapan pun dilakukan untuk menyambut dan merayakan tahun baru tersebut. Padahal sebenarnya tahun baru masehi yang jatuh tiap tangal 1 Januari itu merupakan salah satu hari raya umat kristiani. Tapi nyatanya sekarang, semuanya seolah-olah sepakat untuk bersama-sama merayakannya, tak terkecuali umat Islam yang sebenarnya telah memiliki tahun barunya sendiri. Yaitu Tahun Baru Hijriyah. Ada apa dibalik perayaan tahun baru 1 Januari?
Natal dan Tahun Baru dalam Agama Masehi
Perayaan tahun baru masehi tidak bisa lepas dari perayaan hari Natal, 25 Desember. Setelah merayakan hari Brumalia yang berupa hari penyembahan Dewa Matahari, pada tanggal 1 Januari orang-orang Romawi merayakan hari perpisahan dengan matahari tua dan penyambutan terhadap matahari muda.
Sistem penanggalan masehi disebut juga sebagai kalender Gregorian yang merupakan sistem penanggalan yang paling banyak digunakan dalam dunia Barat. Kalender ini sebenarnya merupakan revisi dari kalender Julian.
Sejak tanggal 1 Januari 1622, tanggal 1 Januari ditetapkan sebagai permulaan tahun. Sejak itu, perayaan tahun baru dirayakan secara meriah dan menjadi bagian dari peribadatan agama Kristen.
Di Brazil, pada tengah malam setiap tanggal 1 januari orang-orang Katolik berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pesisir pantai sebagai penghormatan terhadap sang Dewa Lemanja, sang Dewa Laut.
Orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang). Begitu pula dengan nama bulan yang lain, semuanya berkaitan dengan kepercayaan paganisme bangsa Romawi.
Bagi orang Kristen yang mayoritas menghuni belahan benua eropa (Chrietendom), tahun baru Masehi dikaitkan dengan Kelahiran Yesus Kristus atau Isa Al masih, sehingga agama Kristen sering juga diistilahkan dengan sebutan agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun sebelum Masehi/SM (before cristus/BC) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi/M (cristus/C).
Jelas bahwa tahun baru masehi yang jatuh tiap tanggal 1 Januari merupakan bagian dari hari raya umat Kristen. Dengan mengikuti perayaan tahun baru Masehi, seperti juga perayaan natal, valentine day, atau pun yang lainnya, dengan disadari atau tidak, diakui atau tidak, siapa pun yang mengikutinya berarti telah mengakui Yesus sebagai Tuhannya.
Islam sebagai agama yang kaffah, telah memiliki sistem penanggalannya sendiri yang disebut sebagai kalender Hijriyah, yang bermula dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah. Tanggal 1 Muharramlah tahun barunya umat Islam. Pada tanggal inilah seharusnya seluruh umat Islam di dunia merayakan tahun baru, tentunya dengan acara-acara yang bermanfaat.
December 7 2011
Disadur dengan perubahan dari buku: Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Halloween, So What? Karangan: Rizki Ridyasmara.
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk kelompok mereka.” (H.R.Ahmad dan Abu Dawud dari Ibnu Umar)
“Kalian akan benar-benar mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sedepa demi sedepa. Hingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun, niscaya kalian akan turut memasukinya.” (H.R.Muttafaq Alaih dari Abu Said AlKhudri).
1 Januari, hari yang selalu dinanti-nanti oleh jutaan umat manusia di dunia ini. Berbagai persiapan pun dilakukan untuk menyambut dan merayakan tahun baru tersebut. Padahal sebenarnya tahun baru masehi yang jatuh tiap tangal 1 Januari itu merupakan salah satu hari raya umat kristiani. Tapi nyatanya sekarang, semuanya seolah-olah sepakat untuk bersama-sama merayakannya, tak terkecuali umat Islam yang sebenarnya telah memiliki tahun barunya sendiri. Yaitu Tahun Baru Hijriyah. Ada apa dibalik perayaan tahun baru 1 Januari?
Natal dan Tahun Baru dalam Agama Masehi
Perayaan tahun baru masehi tidak bisa lepas dari perayaan hari Natal, 25 Desember. Setelah merayakan hari Brumalia yang berupa hari penyembahan Dewa Matahari, pada tanggal 1 Januari orang-orang Romawi merayakan hari perpisahan dengan matahari tua dan penyambutan terhadap matahari muda.
Sistem penanggalan masehi disebut juga sebagai kalender Gregorian yang merupakan sistem penanggalan yang paling banyak digunakan dalam dunia Barat. Kalender ini sebenarnya merupakan revisi dari kalender Julian.
Sejak tanggal 1 Januari 1622, tanggal 1 Januari ditetapkan sebagai permulaan tahun. Sejak itu, perayaan tahun baru dirayakan secara meriah dan menjadi bagian dari peribadatan agama Kristen.
Di Brazil, pada tengah malam setiap tanggal 1 januari orang-orang Katolik berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pesisir pantai sebagai penghormatan terhadap sang Dewa Lemanja, sang Dewa Laut.
Orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang). Begitu pula dengan nama bulan yang lain, semuanya berkaitan dengan kepercayaan paganisme bangsa Romawi.
Bagi orang Kristen yang mayoritas menghuni belahan benua eropa (Chrietendom), tahun baru Masehi dikaitkan dengan Kelahiran Yesus Kristus atau Isa Al masih, sehingga agama Kristen sering juga diistilahkan dengan sebutan agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun sebelum Masehi/SM (before cristus/BC) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi/M (cristus/C).
Jelas bahwa tahun baru masehi yang jatuh tiap tanggal 1 Januari merupakan bagian dari hari raya umat Kristen. Dengan mengikuti perayaan tahun baru Masehi, seperti juga perayaan natal, valentine day, atau pun yang lainnya, dengan disadari atau tidak, diakui atau tidak, siapa pun yang mengikutinya berarti telah mengakui Yesus sebagai Tuhannya.
Islam sebagai agama yang kaffah, telah memiliki sistem penanggalannya sendiri yang disebut sebagai kalender Hijriyah, yang bermula dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah. Tanggal 1 Muharramlah tahun barunya umat Islam. Pada tanggal inilah seharusnya seluruh umat Islam di dunia merayakan tahun baru, tentunya dengan acara-acara yang bermanfaat.
December 7 2011
Disadur dengan perubahan dari buku: Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Halloween, So What? Karangan: Rizki Ridyasmara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan jadi silent reader ya, kasih coment, saran or masukan untuk blog ini. Thanks, Arigato, sudah mampir di blog ini...